Aku mungkin lupa
dimana kusimpan aroma hujan
yang kauberi padaku waktu itu
Juga warna mata dan rona senyummu
ketika politisi berpuisi
alih alih orasi
caci dan maki
PEREMPUAN JALANG, 1
Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala
senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan
IRAMA NAN BERSENANDUNG
Kemirau @ Sang Murba
“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.
ketika memasak sayuran atau buat lauk
bumbu menjadi peran utama penentu rasa
ada bumbu yang tak membawa sisa
yang semua berbaur jadi rasa
Bilur Meliuk.
Remang hantar malam Iringi liuk asap dupa Bentur bayang batas terus ke atas.
Apa yang melintas benak, Ketika harap terhempas nyata. Siluet diri diujung gelap.
maafkan daku ibu
aku bukan tak mau menemanimu hari ini
seperti hari-hari kemarin
mungkin dirasa sikapku kurang bakti
tapi telah kutimbang dengan rasa
meski hanya sebuah foto
yang tersimpan di album
yang tersimpan di media maya
tapi telah cukup bercerita
tentang perjalanan kehidupan
getar rasa yang senantiasa hadir
atau ketika kita saling bersua
atau ketika kita sedang memimpikan
atau bahkan ketika kita saling mengenang
sebenarnya aku ingin berbakti padamu ibu
seperti suara hati yang begitu menggelora
dengan sejuk penuh ketulusan
tapi ternyata
PANTUN
Kertas dibawa untuk ditulis
Benang warna dibuat katun
Orang yang suka menulis
Yakinlah Lewat Doamu
Dia yang maha tahu segala isi hati
Teruslah melepas doa-doa untuknya
seorang yang masih engkau nantikan
ingin kugoreskan segala rasa
tapi terkadang juga harus menimbang dengan rasa
karena bisa jadi akan menyinggung rasa orang lain
ingin kugoreskan dan kubuka segala rasa
aku kembali mencoba mencari suaramu
yang kian lama kian terdengar sayup
atau bahkan kadang seperti menghilang
sebenarnya kutahu engkau masih tetap bersuara
Komentar Terbaru