Skip to Content

Puisi yang Njlimet

Foto M Abe

Puisi adalah hasil kebudayaan yang dianggap sebagai fakta sejarah akan kemanusiaan. "Literature is an expression of sicoety". Caute mengungkapkan bahwa realitas yang digambarkan dalam karya sastra (termasuk puisi) ditentukan oleh pikiran penulisnya. Realitas yang digambarkan bukanlah apa adanya, tetapi realitas yang diidealkan oleh pengarang. sebagai cerminan dari segi pemikiran, imajinasi, dan realita yang berpadu. sehingga lahirlah sebuah karya yang utuh.

Membaca puisi seperti memasuki labirin kehidupan. Carut marut makna menyelip di antara kata, kelompok kata, majas, dan citraan, membuat pembaca enggan menemu tafsir yang berlebih dari kemampuan dasar pembaca (yang terbatas). Berjuta makna dapat ditimbulkan dari sebuah kata.Kemampuan interpretasi pembaca akan berdampak pada keberlangsungan "hidup" puisi itu sendiri ketika puisi dilepaskan dari pengarangnya.

Keterbatasan kemampuan dan keengganan dalam menemu tafsir terhadap puisi (bagi banyak orang) inilah yang harusnya digelorakan sejak dini dengan membumikan sastra (termasuk puisi) dalam kehidupan sehari-hari sehingga (diharapkan) dapat memengaruhi kebudayaan masyarakat.

Sebagai produk kebudayaan seperti disinggung di atas, puisi betul-betul menjadi cerminan bagi (tidak saja pengarangnya), tetapi bagi siapa saja yang mau membacanya sehingga terwujud kemapanan dalam berkebudayaan. Pikiran dan hati menjadi lebih dinamis dalam menghadapi segala bentuk perubahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Sebelum kureguk kopi sisa terakhir malam ini; yang kuseduh dalam sebait puisi, kuucapkan selamat menjalankan ibadah puisi bersama tidur ranjangmu.

#kopilosofihujantanpakata.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler