Skip to Content

Maret 2017

Dibawah Naungan Mesjid Kecil yang Kurindukan

Suatu waktu di masjid Nurul Huda kota Bogor, waktu sudah menunjukan jumat petang di minggu kedua bulan puasa. Tak ada kegiatan yang kentara karena masjid Nurul Huda ini merupakan mesjid kecil di pinggiran kota Bogor. Hiruk pikuk kegiatanya tentu kalah jauh dengan, katakanlah, mesjid Raya Bogor.

Pandangan yang Tidak Berubah selama dua Abad

Suatu hari di bulan September 1793, Napoleon muda menginspeksi tentara Prancis di dekat Toulon. Ia melihat tentara Prancis begitu lusuh dan tidak terorganisir. Moral mereka buruk, pakaian mereka compang-camping. Dan yang paling kentara menurut Napoleon muda adalah, tas-tas tentara Prancis begitu tipis dan nyaris tidak ada isinya.

Angin Sepoi Meninggalkan Sarang

Angin Sepoi Meninggalkan Sarang

Sepenggal dari Alaihis Salam

Sepenggal dari Alaihis Salam

 

Khidhir menjawab: "Sesungguhnya 

kamu sekali-kali tidak akan 

Tentang Pandan Kita

 

Tentang Pandan Kita

untuk janji yang tak perlu terucapkan

 

Pandan di depan rumah kita

MASIKAH

Masihkah kau membungkam kawan ?

ketika tetes darah akhir tersedot para monster?

Masihkah kau terpaku ?

saat air mata mulai mengering 

Masihkah kau merunduk?

Angelus

jarum jam sudah bersidekap

tepat di angka dua belas

mendesir tanpa sepatah suara

mendesah tanpa selongsong doa

 

tuan, ada yang mesti kita

17-3-1948: Lahirnya Bapak Cyberspace - Istilah itu Lahir dari Cerpen

Tanggal 17 Maret, 69 tahun lalu, penulis dan esais fiksi spekulatif Amerika-Kanda, William Gibson dilahirkan. Figur Gibson memang tak banyak dikenal secara luas, namun melalui imajinasinya, penulis kelahiran Conway, Carolina Selatan, AS itu merupakan orang yang pertama kali mengenalkan istilah ‘cyberspace’, yang populer saat ini. 

penyesalan

waktu itu

setetes air mata terjatuh dari mata hitam indah mu

setetes air matamu terbuang karnaku

bagiku

aku telah menghilangkan sumber kehidupanku

 

Kolaborasi Sastra dan Grafis Indonesia Mejeng di London

Sebanyak ratusan karya literasi dan sastra Indonesia terpampang pada London Book Fair 2017. Di pameran buku terbesar ke-dua setelah Frankfurt itu, Indonesia ingin menunjukkan kemampuan Indonesia menggabungkan sastra klasik dengan visual yang menawan.



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler