Sepenggal dari Alaihis Salam
Khidhir menjawab: "Sesungguhnya
kamu sekali-kali tidak akan
sanggup sabar bersama aku." *
Bahkan setingkat Musa harus
belajar pada Khidhir.
Mewujudkan sabar butuh
tempaan waktu. Ia menyusup
seperti air pada pori-pori batu
kali. Mengalur seperti jejak-jejak
kakimu yang membentuk setapak.
Belajar dari Musa dan Khidhir. Tiap
orang memiliki latar berbeda,
kemampuan berbeda, keyakinan
berbeda, dan keterpahaman
berbeda. Dari itu kita 'kan
membentuk peradaban
yang mumpuni. Menyelaraskan
perputaran bumi, mengukuhkan
kebersamaan naluri.
Dengannya kita lelap, dengannya
kita berdiri. Dalam perbedaan
terwujudlah satu kehidupan.
Untukmu aku ada, untukku kamu
tercipta.
Sebab, darah kita tetap sewarna,
tulang kita masih serupa, dan janin
kita terlahir dari tempat yg sama.
Jeruksawit, Januari 2017
Komentar
Tulis komentar baru