Ketika aku masuk ke bilik imajinasi
dalam gelap telah menunggu segerombolan aksaradasa
sambil menodongkan pena tajam berkilau ke jantungku
sambil mengancam; "Plih makna atau dusta".
"Izinkan aku merenung dulu, wahai aksaradasa
agar aku tidak kesalahan hati memilih kata
setalah itu, bunuhlah akau dalam tanya".
Aku memohon penuh pinta.
Selesai aku merenung,
gerobolan aksaradasa hilang di telan terang
di bilik hati terhampar secarik puisi
rangkaian kalam serupa Do'a
memaksaku kembali ke bilik renung.
Di bilik renung tiba-tiba aksaradasa muncul lagi
menodong jantungku dengan pena tajam berkilau;
"Apakah sudah kau baca pesan Tuanku"
ia bertanya, aku mengangguk gugup.
Wahai aksaradasa !
memang talah kubaca pesan dari Rabb ku
pada-Nya telah kurangkai sajak Do'a pustaka hati
semoga ia bermuara ke samudera makna.
Medan, 18 04 2013
Abdul Malik.
Hati renung dan aksaradasa
- 1007 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru