Skip to Content

puisi by beni guntarman

Ujian atau Cobaan

Berjalan menuju ke kota sejuk

Jalan panjang harus kutempuh

Mengarungi lautan matahari

Panas membara membakar telapak kaki

Panas menyengat menusuk ke ubun-ubun

RINDU PELAUT

Dalam tatap sorot mata jalang bulan perindu

Berkhayal para pelaut dalam ayunan gelombang

Melaju kencang kapal layar dalam hembusan angin

PELANGI NEGRIKU

Merah kuning hijau dan biru

guruku bilang itulah warna pelangi

 

warna-warni alami

menyatu padu dalam bening cahaya

 

STANDAR GANDA

Tanganmu mendua

bibit angin dan kepentingan di belakang punggungmu

 

Lidahmu bercabang

kata-katamu bagai pisau bermata dua

 

ANGIN MEMILIH

Kau harus dengarkan laguku

lagu tentang kesejukan angin di pedesaan

 

Kesejukan hati kami para petani

menatap sawah yang luas membentang dan padi menguning

UNTUKMU WAKIL RAKYAT

Nestapa kenapa kau datang lagi

langit jakarta masih memerah

bara kata-katamu masih membara

hiruk-pikuk suaramu belum sirna

luka-luka belum sembuh sempurna

MENGEJAR MATAHARI

Musim semi berkepanjangan

yang mencuat dari sorot matamu:

mawar merah berseri di taman

air yang memancar dari sela-sela batu

PERANGAI ANGIN

Angin adalah penguasa dunia bermahkotakan buih lautan

Kekuasaannya sangat luas meliputi sebulatan bumi

Mengatur daratan dan lautan, mengatur awan

 

BERHARAP PADA AWAN

Matahari selalu bergerak pasti

Patuh berjalan di garis edarnya

Tiada keraguan terhadap langkah-langkahnya

 

Adalah angin yang bergerak sesukanya

HUJAN DI SUATU SENJA

Langit bergemuruh

Kilat dan petir saling bersahutan

Hujan deras sekali senja itu

Engkau menatapnya melalui kaca jendela

 

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler