(Tentang rinduku kepada Juniku)
Dalam senandung malam
aku kembali dengan kelemahan
membaca rasa yang terkandung
Bersamaan awan teduh senja jatuh di pangkuan dewi-dewi malam
Ada puisi dipendam hati berbunga senyuman diantara senja merah merona
Sungguh untukmu puisi itu yang dicuri dewi-dewi malam
"Duhai Ramadhanku" (semoga lailatul qadarku)
Embun pagi kembali datang lagi Kali ini separuh wajah pagi ke 22 ramadhan
dalam hening kuterdiam dalam ruang yang tak bertuan
ingin rasanya ku mempertemukan rinduku pada pemiliknya
untuk senantiasa merebahkan luka
Aku tlah senja cinta Berkecambuk nafsu Tergores di tubuh ini Sayatan-sayatan rindu
Kalau aku bukan pujangga Tak bisakah melati putih Ku kecup tanpa duri
Aku tlah senja cinta
Normal 0
Menjelang Pergimu
Palingkan wajahmu
Tak kuharap begitu
Jangan...pejamkan matamu
Layangkan sedikit pandangmu
Cermin Kabur
Mungkin
Kau menyangka
Aku malam panjang
Malam yang tak pernah menyentuh pagi
Terpuruk
Bila kamu menyadari
Bahwa aku telah lama mati
Dalam kehancuran yang kau ciptakan
Tidak
Kau sadar
Fantasi
Kau cium aku
Ketika ku dengan ketakutanku, keambiguanku, dan kecemasanku
Kau
Sapukan sedikit angin syurga
Komentar Terbaru