Sengaja kubiarkan kuning Akasia*
ini merekah cerah
Akan kupetik esok
saat ingin mencarimu
Sengaja kubiarkan angin
membelai daun keringnya
Rindu...
Aku rindu,
Aku ingin bertemu
Wahai Rindu...
Kepada siapakah aku merindu
Bantu aku, aku tidak tahu
Damaikan rasaku
Diatas segala rasa yang pernah ada
Ku persembahkan kau kepada yang maha esa
Jika aku tak mampu menggapaimu
Kubuka lukisan lalu yang tak pernah usang, Hanya tertutup butiran debu, Makin menghitam tapi tak tercoret sedikitpun
Wahai adinda Disini kutermenung Merindu indah bayangmu Meski ku tersiksa akan hal itu Jikalau kau ingin tahu Bagaimana rinduku? Bagaikan tanah gersang merindui hujan..
Sajak rindu yang kurangkai
Kini datang membelnggu jiwa
Hati gelisah bak air meluap membanjiri kota
Merindukanmu di atas awan
Menikmatimu dalam khayalan
(Tentang rinduku kepada Juniku)
Dalam senandung malam
aku kembali dengan kelemahan
membaca rasa yang terkandung
Bersamaan awan teduh senja jatuh di pangkuan dewi-dewi malam
Ada puisi dipendam hati berbunga senyuman diantara senja merah merona
Sungguh untukmu puisi itu yang dicuri dewi-dewi malam
"Duhai Ramadhanku" (semoga lailatul qadarku)
Embun pagi kembali datang lagi Kali ini separuh wajah pagi ke 22 ramadhan
dalam hening kuterdiam dalam ruang yang tak bertuan
ingin rasanya ku mempertemukan rinduku pada pemiliknya
untuk senantiasa merebahkan luka
Komentar Terbaru