Waktu bergulir
jejaknya bagai hamparan laut biru
detik-detiknya bagai rangkaian gelombang
ombaknya merubah segala apa yang dihempasnya
Seekor ikan duyung terdampar di pantai jauh
Pantai dari ujung samudera yang tak terlayari
Tiada yang bisa menolongnya kecuali mendengarkan ombak laut
Keheningan tak berdenyut, jam dinding kehilangan detak
Saat-saat kapal berlayar dan berlabuh dalam hempasan ombak
Angin membara menebar jaring api ke bola matamu
Angin berhembus kencang
di langit senja, menggiring awan
memainkan cahaya kemerahan
dan mentari pun mengelam
tertutup sinar matahari
Aku seorang pengembara, berjalan jauh lupa jalan pulang
kutanyakan kepada sang resi, ke arah mana jalanku?
sang resi pun terheran, masih ada manusia yang tak tahu jalan pulang
Batangmu tumbuh melebar, tinggi menjulang
dagingmu tebal, kulitmu berurat-serat kayu pilihan
bergores-gores alur kehidupan, berabad-abad
Kemana matamu melihat, wahai penyair
pada jalan sunyi pengembaraan hati
pada jam dinding yang berdetak-detak
pada musim bunga yang penuh kupu-kupu
Hening kurasa berombak garang
Langit sunyi dingin membisu
Gumpalan awan kelabu berarak perang
Angin utara berhembus pilu
Apa itu cinta? Jangan kau tanyakan, aku tak paham tentangnya
aku tidak pernah belajar membaca dan menulis tentangnya
aku tidak pernah melihat seperti apa wujud aslinya
Setiap kali datang, engkau selalu ketuk pintuku
engkau bernyanyi-nyanyi kecil di dalam dadaku
membuatku ikut bernyanyi mengikuti syairmu
Komentar Terbaru