Skip to Content

Marly Sagandal

 

Saya berasal dari Kudat Sabah. Sejak dari kecil lagi, pena dan kertas sudah menjadi teman setia, mencoretkan pelbagai cerita. Mungkin kerana perkampungan kami yang sedikit terasing, saya menemukan explorasi melalui dunia kata-kata, ibarat senjata rahsia untuk berkongsi cerita melalui puisi Dan buku cerita.

Informasi Pengguna

Foto Marly Sagandal
Tidak tersambung. Terakhir tersambung 15 minggu 1 hari lalu. Terputus
Aktif sejak: 09/06/2025

Marly Sagandal

Informasi Umum
Nama: 
Marly Sagandal
Lokasi: 
Kudat, Sabah Malaysia
Minat: 

Membaca Dan menulis. 

Tidak ada tulisan.

Tidak ada tulisan.

Tidak ada tulisan.

Tidak ada tulisan.

Tidak ada tulisan.

Tidak ada tulisan

Komentar

Foto Marly Sagandal

Warna Kenangan Buat Mu Mama

Tersentak aku,
melihat diriku berduka lagi.
Berbumbungkan langit
di laman kendiri merenung indah bulan,
berselimutkan dingin sembilu
seperti embun pagi menusuk tulang.
Masa silam adalah rimba kesakitan,
dedaun berbisikkan kata perpisahan,
hanya kekuatan diri menjadi perisai ku,
bertemankan mimpi indah
yang pernahku alami dulu,
aku masih mampu terlena
buatmu mama.

Dalam hati pernah bercerita:
tentang tawa di dapur kecil kita,
aroma masakanmu membumbung
hangat menusuk sukma;
tentang hujan air mata di malam itu,
tanganmu memeluk erat,
menghapus segala keresahan;
tentang pahit getir perjalanan kita,
jalan terjal yang kita lalui bersama;
jika dahulu aku buntu,
bisikanmu buka jendela,
seperti mentari pagi;
jika dahulu aku runsing,
suaramu penenang kalbu,
meluluhkan setiap gundah;
dan jika dahulu aku buta,
matamu cahayaku,
menuntun setiap langkah;
kasihmu masih tak jemu menyusurku.

Biar merpati beralih arah,
tak lagi kudengar kepaknya;
mendung timbul di celahan kaca,
kasihmu tak lagi bercerita;
hujan turun di kutub utara,
air mata hati tak bergemuruh;
kau insan terindah di duniaku,
kini ruang hampa yang tersisa.

Warna Kenangan, antara bahagia dan sayu;
adakala terluka dan terhiris,
perihnya mengusik pilu;
tiada ku kecil dan tiada ku besar,
di palet waktu membiru;
dan bila sang hitam menjelma,
bayangmu hadirkan teduh;
wajahmu sering bermain di kotak mindaku,
bagai lukisan tak pernah layu;
hingga terbawa di buai lena maya,
kasihmu naungi mimpiku;
katakanlah apa saja:
lautan bergelora kurenangi;
gunung tertinggi kudaki;
si pelangi kucari;
ingatanku padamu takkan pudar,
walau datang ribut melanda;
kini kau pergi dulu,
kutangisi semua itu.

 

Komentar

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler