Skip to Content

Juni 2016

MATA DI BALIK KACAMATA

Mataku, matanya
Menatap matanya, melukis mataku
Seumbar senyum hinggap di matanya
Usai mengawang di langit senja

Mataku, matanya
Mata-Mu kah?
Kian merona di pelupuk bahagia

Denyut Cinta Dalam Puisi

Tangis Gerimis

Tak Ada Lebih

Apakah daya seorang hamba.. Apa yang dapat kubanggakan.. Tak ada.. sungguh tak ada.. Jangankan rumah megah, ataupun mobil mewah, bahkan seluruh harta berlimpah semua bukan milikku. Hati ini sekalipun aku tak berhak memiliki.. semua ini adalah milik Allah.. Dia Pemilik segalanya.. Segala dunia seisinya..

Kematian

KEMATIAN
.
Dia ada dimana-mana
Dia ada serupa tiada
Pada batas-batas tak jelas
Menunggu kita hampirinya.
Tiada guna mengelak
Tiada guna bertolak,
Dan kitapun tak tau
Kapan akan bertemu

PENDOSA

Hujan telah turun, dia tak tahu harus

Berbuat apa, namun takdir memaksanya

Keluar dari peraduanya, berdiri, mematung

Membiarkan hujan membasahinya.

 

BAGAIMANA DENGANMU ?

Matahari belum datang dan aku sudah terjaga

Bagaimana denganmu ?

Diseka ricis keran air, dinginya berwudhu

Amat kentara, lembayung pagi belum

Tampakkan dirinya.

TAK PERLU

Dulu kau bertanya, apa itu bahagia ?

Dulu kujawab bahagia itu sederhana

Dan masih sederhana

Dan akan selalu sederhana.

 

Bangsa Selangkangan

Banggakah Anda menjadi bagian dari

bangsa selangkangan?

 

Walaupun bukan salah Anda

Nasib kita jadi bangsa senista ini

Bukan pula salah pemerintah

Hormati Orang yang Tak Berpuasa

 

Zaman sekarang

Dia telah mengutus dirinya menjadi nabi

Atas nama kemanusiaan

Memelintir-lintirkan bahasa Tuhan



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler