Katanya...
Hidupnya laksana samudra tenang,
Seseorang yang terlindung di pelukan terang,
Namun kenyataan nya,
Di balik tirai senyum yang lapang,
Tersembunyi luka yang mengerang.
Katanya...
Akan selalu ada tangan yang siaga menggamit,
Menuntun langkah kecil itu dari gelap yang sempit,
Tetapi apa?
Kenyataan nya hanya ia sendiri menempuh,
Meniti sepi, menenggak perih yang lirih.
Katanya...
Jalan yang ia lewati ditaburi kemudahan,
Bagaikan mimpi digenggam tanpa perlu pengorbanan,
Padahal ia mengunyah getir dalam diam,
Menyulam harap dari serpihan malam.
Ia berjalan dalam lorong sunyi,
Menyulam asa dengan benang sepi,
Menggenggam bara api di telapak luka,
Terus berjuang meski tubuh terasa lelah.
Ia membungkam duka dalam renjana,
Menyulap lara menjadi mahkota,
Meski rintangan datang bertubi tubi,
Tak jua ia rela menyerah pada semesta.
Sebab katanya hanya gema yang fana,
Tak menyelami palung luka yang nyata,
Ia dengan cita cita nya yang setia,
Berjalan pelan menjemput mimpi di ujung nestapa.
Komentar
Tulis komentar baru