Skip to Content

KAULAH CINTA YANG KUCARI

Foto sunusijanjitojajale

kaulah cinta yang kucari

sejak menginjak aqil balik

pernah kau ada disebuah mesjid tua diujung pulau weh

diantara perawan desa yang berhijab

bahkan di belantara papua kau ada

diantara lelaki yang berkoteka

dan perempuan dewasa

yang membuka dadanya di alam terbuka

 

aku pernah merangkak mencarimu di gua londa toraja

diantara kerangka yang berpelukan abadi

diatas tangga seribu sumpangbita kau juga ada

diantara remaja yang bercinta

menari dengan kupu kupu di gua mimpi bantimurung

 

diriku yang mabuk disergap ombak sepermonde

terhuyung sepanjang losari hingga ke port rotterdam

mencari kau yang cuma satu

 

diketinggian silo semen pelabuhan biringkassi

juga kau kucari cintaku

kulewati barrikade kawat berduri

dan lumpur laut pasang setimggi lutut

aku menjerit memanggilmu

disaat jemari tanganku lunglai

hancur digilas roller kemajuan teknologi

 

selalu saja kau kucari

diantara ribuan merpati dipelataran mesjid nabawi

ditengah panas dan silaunya udara kota mekkah

bahkan ketika aku kembali ke bali

kubayangkan wajahmu antara ada dan tiada

 

kutelusuri jalan legian, kartika plaza

pantai kuta dan seminyak

tanjung benua, jimbaran dan uluwatu

mendaki jalan menuju kintamani

bahkan seluruh badung dan sudut jalan kota denpasar

tak juga kutemui jejek dan wajah mirip denganmu

 

kutemui cumalah patung dan topeng

ukiran perak dan perunggu

pernak pernik lukisan asli atau palsu bersatu

terpajang lesu menunggu

orang berkunjung menawarkan rindu

 

hanya pelancong berlalu lalang mencari nikmat

di spa dan diskotik bungalow cafe cafe menawarkan kelembutan

tentu kau tak ada disana

diantara kulit berwarna tembaga terbakar

bau anyir berbaur parfum

muntah alkohol dan lendir di sudut gelap padang galak

 

mungkin kau pernah ada di sekuta

di jalan sungai poso dan danau tondano

atau malang melintang disepanjang jalan tamblingan

atau barangkali kau ada di gubuk sempit lumintang

atau di bangku taman lapangan puputan

dan membisikkan sepotong puisi kepadaku

kapan kau pulang daeng kekampung halaman

apa tidak rindu pada anak cucu yang telah lelah menunggu

 

kujawab aku disini saja menunggu matahari

tenggelam ditelan purnama

siapa yang tahu nasib telah membawaku kenegeri jauh impianku

maka kirimilah aku kabar cintaku sebelum ajal datang menjemput

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler