kaulah cinta yang kucari
sejak menginjak aqil balik
pernah kau ada disebuah mesjid tua diujung pulau weh
diantara perawan desa yang berhijab
bahkan di belantara papua kau ada
diantara lelaki yang berkoteka
dan perempuan dewasa
yang membuka dadanya di alam terbuka
aku pernah merangkak mencarimu di gua londa toraja
diantara kerangka yang berpelukan abadi
diatas tangga seribu sumpangbita kau juga ada
diantara remaja yang bercinta
menari dengan kupu kupu di gua mimpi bantimurung
diriku yang mabuk disergap ombak sepermonde
terhuyung sepanjang losari hingga ke port rotterdam
mencari kau yang cuma satu
diketinggian silo semen pelabuhan biringkassi
juga kau kucari cintaku
kulewati barrikade kawat berduri
dan lumpur laut pasang setimggi lutut
aku menjerit memanggilmu
disaat jemari tanganku lunglai
hancur digilas roller kemajuan teknologi
selalu saja kau kucari
diantara ribuan merpati dipelataran mesjid nabawi
ditengah panas dan silaunya udara kota mekkah
bahkan ketika aku kembali ke bali
kubayangkan wajahmu antara ada dan tiada
kutelusuri jalan legian, kartika plaza
pantai kuta dan seminyak
tanjung benua, jimbaran dan uluwatu
mendaki jalan menuju kintamani
bahkan seluruh badung dan sudut jalan kota denpasar
tak juga kutemui jejek dan wajah mirip denganmu
kutemui cumalah patung dan topeng
ukiran perak dan perunggu
pernak pernik lukisan asli atau palsu bersatu
terpajang lesu menunggu
orang berkunjung menawarkan rindu
hanya pelancong berlalu lalang mencari nikmat
di spa dan diskotik bungalow cafe cafe menawarkan kelembutan
tentu kau tak ada disana
diantara kulit berwarna tembaga terbakar
bau anyir berbaur parfum
muntah alkohol dan lendir di sudut gelap padang galak
mungkin kau pernah ada di sekuta
di jalan sungai poso dan danau tondano
atau malang melintang disepanjang jalan tamblingan
atau barangkali kau ada di gubuk sempit lumintang
atau di bangku taman lapangan puputan
dan membisikkan sepotong puisi kepadaku
kapan kau pulang daeng kekampung halaman
apa tidak rindu pada anak cucu yang telah lelah menunggu
kujawab aku disini saja menunggu matahari
tenggelam ditelan purnama
siapa yang tahu nasib telah membawaku kenegeri jauh impianku
maka kirimilah aku kabar cintaku sebelum ajal datang menjemput
Komentar
Tulis komentar baru