Putih mata
Kau berjanji,
Syair ini tak akan terjarah
dari aksara marah.
Teriakku,
kau, adalah penyamun hati
membujur di arah laluan janji
aku, alpa yang tersirap
dari nina bobo yang lelap
yang terajut dari sulaman
air mata pertiwi.
Aku belum sempat bermimpi
siapa pengobar api benci.
Lihat bakti kami
tanpa ciri, tanpa tanda
hanya tumbuh jadi aksara.
Medan, 04 03 2013
Abdul Malik
Komentar
Tulis komentar baru