Skip to Content

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

IRAMA NAN BERSENANDUNG

IRAMA NAN BERSENANDUNG

Kemirau @ Sang Murba

 

“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Belum Usai

Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja

Joan UduPerempuan JalangKemirauIRAMA NAN BERSENANDUNG
Salman ImaduddinMolotov TerakhirLalik KongkarBelum Usai

Karya Sastra

Nasihat Untuk Anak Ku

 

Anak ku

Ketika pilihan t’lah  kau putuskan

Segala harapan t’lah kau tautkan

Ikhlas dan rhido harus kau tambatkan

Untuk anak ku

Gembira……………….

bahagia………………

haru……………….

cemas……………….

 

Itulah perasaan ibu ketika kau akan lahir ke dunia ini

Sebagaimana Engkau

Sebagaimana Engkau

sebagaimana yang engkau ingin
aku masih mengembara pada jiwa

Berdialog dengan Bulan

Membaui aroma malam yang kian pekat

Membunuh sepi dengan menikmati alunan gamelan sendu

Berdialog dengan bulan tentang kenangan “nano-nano” antara aku dan setengah rahasiaku

Angin Kerinduan

Bila angin kerinduan berhembus
Tercium wanginya indahnya kesturi
Nan menyibak ruang yang kosong
Membawa jauh tinggi ke ujung biru

Dikeheningn malam bangun bersujud
Seraya berdoa kepada allah

Pohon Sawo

Di samping rumahku tumbuh satu pohon sawo. ditanam oleh kakek semasa hidupnya.

“Pohon sawo itu ditanam bahkan ketika kau belum lahir.” kata ayah. aku ingat, itu ucapan ayah ketika aku masih SD.

Berebut Makanan

Tengah malam menyelimuti kota. Pengemis tua itu berdiri di luar pagar restoran. Di sisi gelap dari terangnya lampu jalanan tubuhnya tersembunyi. Dan matanya mengawasi tong sampah itu.

Tak jauh darinya ada anjing juga.
“mungkin aku akan kalah cepat lagi dengan anjing itu.” bisiknya, dan perut yang belum terisi sejak siang itu mulai terasa nyeri.

BERHARAP

Aku bukanlah hujan

Yang mampu sejukan hatimu

Kala hatimu gersang dan tandus

Aku bukanlah pelangi

Yang mampu mewarnai hari- harimu

I DONT KNOW

Tak mudah tuk merangkai kata

Dan tak semudah merangkum sebuah kalimat

Karna rasa itu sulit tuk dilukiskan

Sebuah rasa yang sulit dipahamkan

 

Seseorang

Engkau sang pelita hati

Sindikasi materi

Bookmark



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler