Skip to Content

puisi renungan

kutelusuri kembali catatan sunyi

ketika ketulusan itu tak lagi hadir dalam anganku

imajinasiku begitu hampa

karya-karyakupun merana dan tak bernakna

doa yang aku untai juga tak lagi memberi cahaya

ingin kutukar dengan mutiara 1

malam ini suaraku harus menggema memenuhi seluruh masjid 

tanpa harus dibantu pengeras suara 

jika tak kusandarkan pada kekuatan-Mu 

rindu keteduhan

jika hujanpun tak lagi memberi keteduhan

jika tak ada lagi bening pancuran yang menyejukkan

jika malam tak lagi menentramkan

DI PEMBARINGAN SUNYI

sebelas tahun sudah engkau di pembaringan sunyi

menunggu di alam penantian

untuk nanti kita jalan bersama menuju alam keabadian

kesibukan telah menjadi sangkar

kesibukan telah menjadi sangkar

hingga kita asyik bermain dalam sangkar

apalagi keasyikan semu dunia maya

yang terus mengisi semua waktu

kembali temukan rasa

ketika kesibukan merenggut rasa

yang ada tinggal kesepian

karena kesibukan tanpa rasa adalah hiburan semu

yang menumpulkan hati

yang membunuh imajinasi

formula hanya sebuah kerangka

kutelusuri kembali setiap tapak perjalanan masa lalu

untuk menemukan sebuah formula

ketika diri ini terasa begitu dekat dengan-Mu

cari kebesaran-Nya

jika bangunmalammu tak mampu gapai keteduhan

jika tahajudmu malah melahirkan kejenuhan

jika doamu malah membuat hatimu kosong

behentilah sejenak

duduklah di sini

sempatkan duduk bersila di sini

di alam terbuka

di tengah keheningan malam

rasakan dingin malam mencekam

rasakan suara dedaunan diterpa angin

angan dan mimpi

entah seberapa jauh sebuah angan-angan

entah seberapa panjang sebuah mimpi 

hingga seperti tak bisa tergapai

apakah angan-angan

apakah mimpi-mimpi

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler