Menghabiskan masa muda, mencari uang agar bisa melacur waktu
Mata sepet tak dirasa, uang selalu merayu
Mulut berbusa sambil tangan harus tetap menjamu
Semua harus dilakukan, buang rasa segan apalagi malu
Meski begini tak pernah aku lupa akan karunia-Mu
(5 tahun kemudian)
Menggilir pasar tak henti-henti
Mengekang jiwa, melupakan kebebasan diri
Mempertaruhkan kecamuk empati, hampir melupakan cara bersimpati
Akan kukejar terus semua impian duniawi
Meski begitu Engkau selalu bersemayam di hati
(10 tahun kemudian)
Usiaku sudah terlalu tua untuk diperkosa realita
Angan tinggal angan impian ingin kaya membuatku sekarat tak berdaya di masa tua
Entah apakah nikmat atau angkara murka yang menungguku di atas sana
Hanya sesal tertinggal dalam diri yang hina
Menyesal kenapa tidak dari muda kudekatkan diri pada agama
Komentar
Tulis komentar baru