SIAPA NAMAMU WAHAI BOCAH DI UJUNG PELITA?
debu berarak tiada gema,
dengan kata yang merajami setiap pinggir kota,
dan cahaya menyeka dosa di tulang pipimu.
Di hari mereka bergejolak, bertumpah denyut mengalir tanpa henti
Berpikir bahwa kemerdekaan harus dijaga sekuat jasad.
Dia diam.
hati yang luput tersisih perih
hasrat yang haus tak pernah pupus
asaku masih menggebu
Ayah Bisakah kita bertemu hari ini? Bisakah lagi kau usap keningku seperti dulu? Ayah Adakah hari lain untuk kita bisa bersama lagi?
Ayah Kapankah bisa ku curahkan rindu ini?
Ayah, mari lihat..tembakau pahitmu dulu kini ku hisap juaasam-garam jejak-jejak keringatmu kini ku jilat tanpa sisa
ayah..
ajarkan aku mengenal rasa
yang tak sempat tereja
I see you quite in many days Sir,
sumtimes not at all
You are the best painting that i admire the most
You write letters even when i'm near you
Sembilan tahun sejak hari itu
Tak lagi kulihat wajahmu
Ayah...
Recehan adalah harga diriku
Karna recehan juga kau menghempaskanku
Komentar Terbaru