Skip to Content

puisi untuk ayah

BOCAH DI UJUNG PELITA

SIAPA NAMAMU WAHAI BOCAH DI UJUNG PELITA?

debu berarak tiada gema,

dengan kata yang merajami setiap pinggir kota,

dan cahaya menyeka dosa di tulang pipimu.

SEBENTUK PEMIKIRAN

kutahbiskan sebentuk kerinduan yan

“ KINANTARA ”

Di hari mereka bergejolak, bertumpah  denyut mengalir tanpa henti

Berpikir bahwa kemerdekaan harus dijaga sekuat jasad.

Dia diam.

 

Tetesan Air Mata Ayah Bunda

hati yang luput tersisih perih

hasrat yang haus tak pernah pupus

asaku masih menggebu

Rindu Untuk Ayah

Ayah
Bisakah kita bertemu hari ini?
Bisakah lagi kau usap keningku seperti dulu?
Ayah
Adakah hari lain untuk kita bisa bersama lagi?

Ayah
Kapankah bisa ku curahkan rindu ini?

ANTARA AKU DAN DENDAMKU PADA WAKTU (UNTUK AYAH)

Ayah, mari lihat..
tembakau pahitmu dulu kini ku hisap jua
asam-garam jejak-jejak keringatmu kini ku jilat tanpa sisa

ayah

ayah..

ajarkan aku mengenal rasa

yang tak sempat tereja

poem for my Father

I see you quite in many days Sir,

sumtimes not at all

You are the best painting that i admire the most

You write letters even when i'm near you

Pulanglah Ayah

Sembilan tahun sejak hari itu

Tak lagi kulihat wajahmu

Ayah...

Recehan adalah harga diriku

Karna recehan juga kau menghempaskanku

Ayah...

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler