Skip to Content

DIRI DAN KEAJAIBAN BILANGAN (1)

Foto Hakimi Sarlan Rasyid
files/user/8241/531664_620_0.jpg
531664_620.jpg

 

 

 

 

 

 

DIRI DAN KEAJAIBAN BILANGAN (1)

 

Lambang bilangan dan bilangan adalah dua hal yang berbeda. Ketika kita melihat 1, 2, 3, 4, dst didefinisikan sebagai “lambang bilangan”. Lambang bilangan lebih akrab dengan sebutan “angka”, sedangkan satu dua tiga empat dst adalah bilangan. Ketika kita memunculkan bilangan “lima” maka lambang bilangannya atau angkanya adalah “5”

 

Sangat banyak orang yang suka dengan utak-atik angka. Dari yang hanya sekedar hobi sampai dengan yang menjadikan angka sebagai landasan penelaahan mendalam.

 

Mereka menelaah angka dan menghubungkannya dengan realitas alam sekitar bahkan realitas semesta. Namun saya belum menemukan sosok yang menelaah angka dan menghubungkannya dengan realitas diri.

 

Diri yang saya maksud adalah diri jasadi. Dengan kata lain angka dihubungkan dengan kenyataan yang ada pada badan kita, pada jasad kita.

 

Apa yang saya tulis ini sudah sangat sering saya unggah di medsos. Selain itu saya juga mengirimkannya sebagai pesan kepada beberapa orang ternama di medsos. Saya kirim kepada mereka yang saya anggap ahli pikir, ulama/kiyai, da’I dlsb.

 

Sungguh aneh. Tidak seorangpun dari mereka yang merespon. Tidak ada. Bertahun-tahun saya tunggu, sampai hari ini tak satu responpun yang datang.

Ada beberapa kemungkinan alasan mereka tidak merespon. Pertama karena apa yang saya kirim itu tidak terkejar oleh pikiran mereka, tidak masuk ke dalam akal mereka sehingga kiriman saya dianggap sampah dan tidak perlu ditanggapi.

 

Kedua, mereka tahu, apa yang saya kirim itu masuk akal. Tapi karena datangnya dari orang lain seraya takut disebut bodoh, maka tak perlu direspon.

 

Ketiga, mereka membacanya lalu menelusuri jejak digital saya yang sangat terbuka di medsos. Lalu mereka melihat bahwa saya bukan ulama, bukan kiyai, bukan ustadz/profesor. Saya tidak punya gelar apapun. Nah karena saya tidak bergelar apapun mereka merasa rugi jika harus merespon.

 

Masih ada kemungkinan lainnya tapi kita tinggalkan saja itu. Saya akan mulai dengan (1) :

 

Bilangan “sembilanbelas”. Untuk memahami bilangan ini kita harus tahu dulu mana yang disebut “buku” dan mana yang disebut “ruas” pada jemari tangan. Saya mengambil gambar telapak tangan dari google. Saya membuat garis-gari hitam. Garis-gari hitam itulah yang disebut “buku”. Saya perlu mencatat tentang tebu dan bambu, 2 dari banyak tumbuhan berbuku dan beruas untuk memperjelas pemahaman tentang buku dan ruas.

 

Buku-buku itu jumlahnya “sembilanbelas”. Jadi bilangan sembilanbelas itu ada pada diri kita.

 

Jika anda punya waktu silakan masukkan huruf-huruf hija”iyah yang ada pada kalimat basmalah. Berkesesuaian atau tidak. Saya sudah meghitungnya ratusan kali dan pas.

 

(BERSAMBUNG)

 

202202100814 Kotabaru Karawang

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler