malam mengalir tenang
setenang awan melayang:
melintasi badai dingin kenangan.
Pagi-pagi sekali dia sudah disini,
tepat tempatnya pada kuku-kuku daun.
Lalu di ajak ibu ke dapur,
waktu aku termenung menyanyilah jingga rona dalm gletar rasa purnama hanya sepenggal temaramnya
tanpa bintang... kusam awan mulai berjalan rintik gerimis menari waktu kian mencaci menjanjikan sepi yng terus berlari dalam bayang2ku
laut............... ... badai menuntut pesisir kehilang pasir tandus gemuruh sayup kusut menyumput salju di ufuk kabut ... perlahan surut cintaku tak terajut perlahan ku bangun istana kebencian menerawang ku mulai menghujat membaca doa kedengkian melaknat semua nama tentangmu
Mungkinkah aku telah gila karenamu?
Atau kian tenggelam dalam angan tuk memilikimu?
Ketahuilah,
Saat aku memikirkanmu,
Apa yang ditemukannya pada bilah pisau yang sering ia diasah? Mula-mula
menjadi tajam dan kilat cemerlang. Orang-orang pun datang bercermin, melukai
Biru itulah kisahku...
Selalu kau ...
masihkah?
tiada awan yg tersibak
Komentar Terbaru