Skip to Content

KAU BISA PANGGIL DIA "AIR"

Foto andi chalifa

 

Pagi-pagi sekali dia sudah disini,

tepat tempatnya pada kuku-kuku daun.

Lalu di ajak ibu ke dapur,

berikut tiap lekuk sudut.

Di lain pihak:

juga kutu

juga putrid malu

 

Tak lama di selang,

Sang pelukis bayang

Bergerak tenang dan perlahan,

dia menuntun humus

Dari pori menuju nadi

dari desir menjadi daging.

Di lain pihak:

dia bersayap, menjadi uap

ditariki lentik jari-jari langit.

Di lain pihak:

dia memadat, melapisi darat.

 

Di sini, dan di tak berantah

dan di sejak lama,

setia, searah semua,

dia membuka kelas kejelian

Mengabarkan keluwesan - kekuatan,

                          kesahajaan - keseimbangan,

                          kerendahan hati - ketekunan,

                          pengabdian - kesetiaan,

                          syukur - pengharapan

 

Lalu: lembaga pendidikan mana mampu

menandingi lulusan terbaik ini?”

(Kau bisa panggil dia “Air”)

 

(depok/maret/14/2012)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler