Sehelai riang berambisi mendapatkan bahagia yang berpadu hentakan usaha.
Gubuk bambu yang aku tinggalkan
Menyimpan sejuta kenangan
Oleh : Dhea Lintang Wengi*
(Membaca Wisata Bahasa Cabe-cabean Encep Abdullah)
Oleh Niduparas Erlang
Dipagi ini mentari bersinar dengan eloknya
Dengan sinarnya yang mengagumkan
Serdadu dingin malam Hanya menopang rindu jalanan, Lekang malam hanya pujian Bagi mereka yang durjana Akan penghirupan uapnya
Hening bukan alasan Tapi kekuatan fajar hati
Selagi angin menghembuskan udara Api tak akan mati karena minyak tanah Sepanjang denyut itu berdetak Mereka bernafas dengan bebas
Angin menyapa dengan udaranya Api menyapa dengan kobarannya
Semakin banyak kita memberi percaya lah kita akan banyak menuai .
Perih Oleh : Feni Lintang Utari
Detakan jantung kian hari makin cepat Demi meneruskan untuk menjamu kehidupan masa depan Semua yang ku korbankan mungkin akan hanya jadi harapan
Komentar Terbaru