aku masih ingin menatapmu .
berharap engkau mendengarkan keluh jiwa.
Karena tak ada yang bisa mengerti betapa jiwaku kian gersang.
Bukankah engkau tahu,betapa semakin sarat perjalanan ini.
sementara sepasang sayapku semakin rapuh.tak ada yang peduli.
Bahkan perhiasan yang telah halalpun,tak paham dengan hantaman sukma.
Tak adakepeduliaan,semuanya penuh dengan ketidak pastian.
Nafas terus terengah,mengejar takdir yang berloncatan.
Jika semua harus berakhir di akar agustus yang musim penghujan ini maka aku ingin seperti air hujan.
dalam jatuhnya,tak pernah melukai pohon yang terdiam.
Komentar
Tulis komentar baru