hidup dalam belantara debu
negriku
mengais-ngais di tanah gersang
diantara puing-puing belukar mengering
paru-paru pengap
menghirup udara penuh asap
sisa pembakaran jatidiri
perampas waris penerus generasi
negriku
penjarah bermegah diatas cucuran airmata
peluh bercampur darah
menetes membasahi gersang
negriku
penguasa memakai tutup mata
menari diatas bangkai-bangkai
belulang berserakan dalam diam
seakan mati rasa
sa'at kuasa membutakan mata
kala tahta menjadikan semena-mena
tandus kini hutan hijauku
gundul hutan-hutan pinusku
merintih lirih jerit satwaku
meregang nyawa tanpa mengerti kenapa
Akankah ada akhir ?
( Kota Bertuah, 19 Oktober 2012 )
Komentar
Tulis komentar baru