Dingin Pasar Subuh Revolusi Kehidupan Garam dalam Tumis Bayam
Dingin ini mampu mengembangkan senyumku
Ataupun bisa membuatku merenung terdiam
Aku rindu udara dingin pasar subuh ini
Tempat ramai ketika azan subuh menjelang
Dinginnya pasar subuh ini juga kubertanya
Apa aku harus berbahagia atau bersedih
Ketika revolusi kehidupan besar besaran ini
Malah aku rasakan menghancurkan segalanya
Senyum juang tawar menawar harga barang
Harus diganti dengan tulisan “pesanan di-cancel”
Saat usaha penjual pembeli hilir mudik pasar
Terganti dengan pesan, antar, kiriman, titipan kilat
Berharganya uang yang pindah pindah tangan
Hanya dikirim terima lewat satu kota mesin ATM
Sesaat waktu akupun berandai apa yang terjadi nanti
Saat pasar subuh punah untuk selamanya
Berkhayal bagaimana dan betapa hebatnya dunia
Jika nanti segenggam garam dipesan lewat jejaring sosial
Apa jadinya jika garam dalam semangkuk tumis bayam
Didapat dengan nota pembayaran sewa antar kirim
Otakku tertawa hatiku menangis
Komentar
Tulis komentar baru