Skip to Content

Dingin Pasar Subuh Revolusi Kehidupan Garam dalam Tumis Bayam

Foto awaluddin ma'riffattullah

Dingin Pasar Subuh Revolusi Kehidupan Garam dalam Tumis Bayam

Dingin ini mampu mengembangkan senyumku

Ataupun bisa membuatku merenung terdiam

Aku rindu udara dingin pasar subuh ini

Tempat ramai ketika azan subuh menjelang

Dinginnya pasar subuh ini juga kubertanya

Apa aku harus berbahagia atau bersedih

 

Ketika revolusi kehidupan besar besaran ini

Malah aku rasakan menghancurkan segalanya

 

Senyum juang tawar menawar harga barang

Harus diganti dengan tulisan “pesanan di-cancel

Saat usaha penjual pembeli hilir mudik pasar

Terganti dengan pesan, antar, kiriman, titipan kilat

Berharganya uang yang pindah pindah tangan

Hanya dikirim terima lewat satu kota mesin ATM

 

Sesaat waktu akupun berandai apa yang terjadi nanti

Saat pasar subuh punah untuk selamanya

Berkhayal bagaimana dan betapa hebatnya dunia

Jika nanti segenggam garam dipesan lewat jejaring sosial

Apa jadinya jika garam dalam semangkuk tumis bayam

Didapat dengan nota pembayaran sewa antar kirim

Otakku tertawa hatiku menangis

 

 

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler