pernah kucerita tentang pondok putih tidak menyolok,
letaknya terselip antara semak dan cemara?
di lereng gunung, ada tebing curam lewat tikungan,
agak dekat ke jalan kabut ringan menyelimutinya
di kabut ringan mulai menghitam meluncur roh-roh dari puncak menjulur
singgah ingin menyaksikan manusia-manuisia celaka
yang datang ke sana mengganggu sunyi
dengan isi dalam otak bahwa kiamat masih lama lagi..
dan tetap datang, tanpa minta diri
manusia-manusia celaka tiada lain adalah kita berdua,
mengganggu sunyi aku berdiri dekat jendela kamar yang dingin kubelakangi
sedang selimut dan kaca yang miring pun tetap gagal tuk menghangati
tetap terselip resah dalam himpitan nafsu laknat membara
dan dia..., kuanggap saja dia tak ada saat itu
murung hatiku, ia bertanya ; "ada apa di luar yang menarik bagimu?"
kabut menebal, tak terucap olehku sepatah kata
tiba-tiba tersentak, tangan membelai dada
bisiknya hangat, "sayang ...., inikah saatnya?"
----------------------------------
Rulianto Sjahputra, Jakarta-2011
Komentar
Tulis komentar baru