Sebaiknya aku pulang
Melipat seluruh waktu yang seharusnya tersisa penuh untuk sebuah rindu
Aku melangkahkan kaki
Dengan hati yang teramat lengang
Telah kukatakan
Kepada hatiku sendiri
Hati bukan lagi tempat untuk membaca perasaan
Menemani secangkir kopi
Bahkan berdongeng tentang air mata
Kini telah usai
Biarlah tersimpan segenap rasa yang mengambang
Jika harus pulang
Tak akan lagi menoleh kebelakang
Lambaikan saja tanganmu
Di balik punggungku
Agar tak kau saksikan
Air mata telah menjelma batu mengelinding tatu
ZA 15-08-2014
Wajah senja retak di langit berwarna keperak perakan
dan badaipun telah kembali lelap
dalam obade angin mencabut segenap kehidupan
memerdekakan cinta
lalu karam di hati nan sunyi
Ada yang berarak di langit kali ini
Wajah kita yang renta
dan terpecah sepi
ZA 1S-08-2014
Pagi ini aku memusarakan hayalanku
pada segenap fikiranku
tak ada kesempatan lagi
berandai andai
jika saja hati terlalu biasa mendefinisikan rindu
maka aku telah tenggelam
pada dosa yang kuciptakan dengan sukarela
sayangnya aku lebih takut untuk di katakan pendusta
haruskah kuingkari perasaanku untuk mengatakan
" aku mampu menepismu dari hati dan fikiranku.
ZA 15-08-2014

Komentar
Tulis komentar baru