Sungai itu memberiku seorang perempuan
kau bilang lemah, ia lebih kuat darimu
Sesehari air matanya tumpah
menggarami muara.
Dua tangannya menangkar air
mengisinya dalam saku celanaku
Katanya; "pergi dan cintai...."
Hari itu, ia memungut batu batu hidup
dari jiwa yang lelah, yang tak pernah diberi padanya
memolesnya dengan cinta
merangkainya jadi tiang tiang rumah
menegakkannya hingga ke jantung jiwaku
Gelap pagi tepi pematang
bersama gemercik matahari
terdengar lirih kata-katanya
kepada Tuhannya ia menumpahkan pergulatannya
ucapan ucapan berkat, nyanyi nyanyi sunyinya
dari yakin cintaNya yang tak pernah lekang
bumi yang selalu berubah
sungai yang terus mengalirkan
cerita rahasia, cinta rahasia,
nyanyi rahasia...
Tomohon, 2016.
Komentar
Tulis komentar baru