Pengembaraan Sang Bu'dala
pergilah ia kepasar-pasar
mengais-ngais kata-kata tuhan yang sengaja di buang di tong-tong sampah
merangkainya sejadi apa di balik cibiran seekor kucing jalanan yang kurus basah
matanya dalam hampa
berkaos kumal duduk di atas bibir gorong-gorong
dibanyak orang lalu lalang,..
tak banyak orang tahu dia gerangan.
sebab di tapak kakinya di tanam awan serta embun panca warna
dari pasar-pasar ke surau pinggir kali ia lepas debu-debu
yang menempel di bahu
sisa matahari di siangkala
ahli kopi dan cerutu menawarkan malam
menetes rembulan airmata ridho nya
tersenyum semua gemintang
ia tertidur berbantal sebagian lengan
ramai kembali pasar di jelang fajar
orang-orang saling belanja mencari kebutuhannya
sambil sesekali membuang kata-kata tuhan pada tong sampah di ujung parkiran
sang bu'dala pun kembali tersenyum
menatap mentari bagai sang nabi
siap beranjak sudah
mengais-ngais kata aksara tuhan di tong sampah,
yang di campakkan manusia hiruk-pikuk memenuhi kebutuhannya..
sambil sesekali berucap lirih
- fafiru ilallah...
28/03/2016
WALET
Jendela Sastra
Komentar
Tulis komentar baru