Kemanusiaan
Karya Muhammad Rois Rinaldi
... yang didengungkan
orang-orang terlambat baligh
adalah kemanusiaan kembang gula,
mudah lenyap dimakan angin.
Semua di tangan orang-orang terlambat baligh,
bermula dari permaian
berakhir untuk sebuah permainan.
Kemanusiaan pada orang dewasa
adalah kemanusiaan bawah pusar.
Birahi adalah tuhan bagi cita-cita
kehormat dan kedaulatan.
Genosida adalah bunga hias
di meja pertemuan para panglima.
Kejahatan perang hanya parodi
heroism gagal yang tetap diberi tepuk tangan.
Orang-orang tinggal memilih
tertawa atau menangis di depan televisi.
Keduanya, sama tidak berguna.
Kemanusiaan dari mulut para penjahat
selalu berhasil dibicarakan dengan bahasa surga.
Kematian anak-anak dan para perempuan
di bawah kibaran bendera itu?
Sama seperti lenyapnya jutaan nyawa
dalam perang-perang barbar.
Kemanusiaan di kepala mereka
adalah hitungan untung rugi
perdagangan manusia di pasar manusia
sementara mereka terus menulis
sejarah dengan bahasa kemanusiaan
yang sangat meyakinkan.
Kemanusiaan di mulut para petinggi dunia
adalah hidangan makan malam.
Kemanusiaan keriput dalam botol-botol bir.
Kemanusiaan berdarah dalam serat-serat steak.
Kemanusiaan koyak-moyak
dalam parade cuci mulut,
pada setiap akhir dari sebuah pertemuan.
Semua yang berbusa-busa bernegosiasi
untuk hak hidup dan kemerdekaan
akhirnya selalu rela menonton
jutaan tubuh hancur dalam hitungan detik.
Dunia yang menangis
adalah dunia yang tertawa.
Orang-orang mengirim doa kabung
sambil swafoto dan sendawa.
2018
Sumber: Buku puisi Nada-Nada Minor cetakan ke-III
Komentar
Tulis komentar baru