Oh, Duhai Sang Majikan
keringat yang bercucuran itu
kini t'lah jadi sesuap nasi
dikunyah dengan lahap
pada lidah yang berselera
menyimpan rasa lapar satu hari kemudian
menarik urat-urat kantuk pada mata yang mulai keriput
sejenak menaruh letih pada mimpi yang gaib
gerobag disampingnya pun duduk manis
mengadu pensiun pada sang majikan
mengaduh pada roda-roda yang gundul karena sering bercumbu dengan kerikil dan panas jalanan
sesekali sial tertusuk paku berkarat
apalah daya memadu nasib dengan sang majikan
yang tertidur pulas tanpa alas
topi kebanggaan menutupi wajahnya
padahal topi itu tak pernah ia beli
ia hanya memungutnya pada gundukan sampah 10 tahun yang lalu
ada saatnya nanti
kira gerobagmu memikul harapan yang bisa tuan majikan beli
atau bahkan bisa mengantarkan sampai ke tanah suci
Bdg, Maret 2014
Komentar
Tulis komentar baru