SEBELUM MIMPI MELINTAS, REALITA YANG BERTUAN
Arga Tristyawan
Rumpang, berakhir di tapak yang salah
Mengejar yang tak seharusnya diterpa dengan luka asing
Tanpa meragu, hingga fajar menenggelamkan benci dan tangis
Di segala arah, tiada diri yang ku bawa angkuh, egois ku paksa bungkam
Perempuan dibiarkannya menuntut, demi menggapai bahagianya
Mawar mekar di waktu senja, merombak keraguan di jalan sunyi
Rela memperjuangkan, walau tak semestinya berhak diperjuangkan
Logika untuk bersikeras, kekang rasa lama tak kunjung bersemi
Ku relakan harapanku hancur, impianku hanya demi orang lain
Dibalik senyummu, kerja kerasku tak senilai nyawa yang kau korbankan
Pelukmu akan selalu terasa hangat, hingga cinta hanya tinggal kenangan
Hati ku coba hibur, mata ku coba beralih, luka ku menumbuhkan senyum
Mimpi melintas sebatas omong kosong, pada akhir yang tak menentu
Dirabanya detik di jam dinding, menelusuri labirin, berlari ke segala arah
Hingga realita yang bertuan, serasa menjebak diri dalam komplikasi
Percayalah, diriku ini memperjuangkan, kelak surgaku di telapak kaki Ibu
Komentar
Tulis komentar baru