untuk setiap butir air matamu
sungguh, maafkan aku
percayalah, sepertmu, ini juga bukan yang aku mau
tak pernah ada yang bisa terbiasa menghadapi kehilangan
ini adalah perih yang sama yang kurasakan
hanya saja, kita terluka dengan cara yang berbeda
kau keluhkan aku yang tak pahami perasaanmu
kau benar tentang itu, tapi kau pun tak pernah tahu
seberapa menyesakkan harus menghindari pertemuan
sampai pada diriku sendiri aku bisa meyakinkan
bahwa aku bukan seorang bajingan
kau tak pernah tahu seberapa menyesakkan
harus mengurung kerinduan
tapi jika kita kau memilih untuk membekukan jalan
jika kini kau memutuskan agar jarak kita jadi kekal
maka tak ada lagi yang bisa kulakukan, bukan?
dan selamat tinggal
adalah selamat tinggal
Komentar
Tulis komentar baru