Seruling senja terdengar mendidih darahku
Berayun gempa menerjang
Menjerit penghuni bumi
Aku tatap langit merah cewang
Merapi dan Singgalang tak memberikan tanda
Laut dalam bergelembung
Menyebar energi ke daratan dua arah
Aku buka tabir hitam
Untuk dapat aku kejar ke gaib sebuah titik api
Cumanak dan GunungTiga dan Kampung Chino
Suara rintihan
Tobat terucap seketika
Dari di atas dosa
Air mata api lenyap ditelan lumpur
Darah menetes sampai pagi
jasad terbujur dingin tak bernyawa
Dzikir ulama
Berenti pesta penikahan
Berahi tak sanggup pada nafsu
Hilang tak berdaya
Risau para malaikat melihat darah bertumpahan ke lumpur
Tertagun langkah para dewa
Melihat manusia tak kuasa
Di renruntuhan
Malam kelam yang buruk tanpa pelita
Aku termenung diseranbi Mekah
Buah hatiku tanpa berita
resahku tak tertahankan
Hujan deras menghalang langkahku
Aku tunggu pagi tampu pijar
Aku tinggal dua sahabatku
Berlari lewat lembah dan lereng gunung
Mengejar buah hatiku
Komentar
Tulis komentar baru