Skip to Content

WARAS GILA WARAS

Foto Hakimi Sarlan Rasyid

 

orang sinting otaknya miring
aman damai dibuat genting
teriak-teriak membawa gunting
dia bilang bininya bunting 
karena air kencing

 

orang gila otaknya koplak
telanjang sambil terbahak-bahak
mengganggu tukang jual ketoprak

 

tukang ketoprak lari karena takut
saking takut sampai terkentut-kentut
yang sedang membeli kalang-kabut
ulekan piring dam bumbu jadi semrawut

 

aku keluar mendengar teriakan
tetangga memelas minta pertolongan
kudekati si gila yang sedang edan
kutanya dia dengan sopan

 

salam kisanak kenapa marah
mari gandeng tangan mari ikut abah
tuh disitu kopi tersedia sudah
ada nasi dan sop jamur tinggal kuah

 

mari sini kita duduk
lihat abah jangan menunduk
si edan manut mengangguk-angguk
si edan menurut disuruh duduk

ini rokok ji sam su
silakan isap seberapa kau mau
atau kau mau ini kue bolu
silakan makan jangan malu

ni celana pakailah dulu
sembunyikan barangmu yang lebat bulu
dan ini pakailah baju
lihat, itu banyak orang, malu

 

lama ditatap makanan minuman tidak disentuh
kopi dan rokok tetap utuh


si gila tubuhnya gemetar
lalu berteriak allahuakbar
teriakannya menjadikan jiwa bergetar
luruskah dia atau sasar

 

eeee...tampaknya dia benar gila
dia bertanya nol tambah satu berapa
kujawab satu katanya salah

dia tanya satu tambah nol berapa
kujawab satu katanya salah

dia tanya nol tambah nol berapa
kujawab nol katanya salah

dia tanya satu tambah satu berapa
kujawab dua katanya salah

dia bilang 
satu itu banyak
banyak itu satu

dia tanya asin garam karena apa
kujawab lidah katanya salah

dia bilang 
garam asin karena garam

 

 

si edan melihat makanan
tapi benar edan
kue dibuang piring yang dimakan
si edan melihat minuman
tapi benar edan
isi dibuang gelas dimakan

 

si edan mencabut bulu
lalu disembur dengan pecahan beling
eee yang terjadi membuat berdiri bulu kudukku
bulu-bulu menjadi cacing

 

lalu aku tunjukkan telunjuk ke wajahnya
kubacakan ayat yang terlihat
ba sin mim alif lam lam ha
pandangannya menangkap bagaikan kilat

 

ketika si gila berbisik minta mandi
aku pikir dia sudah waras
kuberikan handuk sabun dan sikat gigi
kubikin lagi kopi segelas

 

di kran luar tertib dia bersuci
si waras berdiri shalat
lalu menghampiri aku lagi
tanganku dijabat erat


melihatnya aku bingung lagi
dia masih gila atau waras
kue yang tumpah dipunguti
menangis memelas-melas

 

dia minta kertas putih
memilah mana kue mana tanah
wajahnya tampak sangat sedih
mulutnya kumat-kamit tak sudah-sudah

 

mungkin dia sedang tenggelam
dalam kesadaran telah melanggar
mungkin dia sedang tenggelam
terengah terisak mengukur kadar

 

kemudian dia meraup tanah
tempat minuman tadi tumpah
tanah yang diperas memang basah
aku bingung ini benar atau salah

 

sampai dengan tengah hari
kubiarkan dia sendiri
duduk berdiri berjalan dan duduk lagi
terisak-isak tersedu-sedu berkali-kali

 

kututup matanya dengan kedua telapak tangan
perlahan aku berkata “bashiran”
kututup telinganya dengan kedua telapak tangan
perlahan aku berkata “sami’an”
kuletakkan telunjuk pada bibirnya
perlaham aku berkata “mutakalliman”

 

kubaca muhammad empat yang tujuh
kubaca basmalah yang sembilanbelas
kubaca nama yang sembilanpuluh sembilan
kusebut nama semar yang empat belas

kubaca empattigatujuh tigaempatrujuh
kubaca empattiga duabelas tigaempat duabelas
kubaca duabelas duabelas satu empat empat
terakhir kubaca satu empat empat sembilan

 

isaknya allah allah allah allah allah
tangisnya allah allah allah allah allah
permisinya allah allah allah allah allah
perginya allah allah allah allah allah

 

tinggal aku sendiri 
berdiri di teras
aku berbisik dalam hari
waras gila waras gila waras

 

201905031343_Kotabaru_Karawang

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler