Lantunan ayat-ayat cinta itu kembali hadir dalam kemarau hatiku yang kian gersang, dua ratus ayat cinta itu menggantikan sembilan puluh delapan harapan yang hanya menjadi kenangan yang kian menyesakkan. Kini seratus dua harapan baru telah menjemputku untuk menjadi wanita yang paling sempurna setelah jubah hitam sempat menyelimutiku saat aku merasa benar-benar rapuh.
Haram, sampai kapan kata itu berlalu menebar hujat segala yang tak berwujudSemak masih hijau subur masih mau sanggup saksikan pembantaian atas nafsu, dengan tangan terjerat mengingkari lari menjilat aromakan bangkai sampah menyengat
Komentar Terbaru