Lantunan ayat-ayat cinta itu kembali hadir dalam kemarau hatiku yang kian gersang, dua ratus ayat cinta itu menggantikan sembilan puluh delapan harapan yang hanya menjadi kenangan yang kian menyesakkan. Kini seratus dua harapan baru telah menjemputku untuk menjadi wanita yang paling sempurna setelah jubah hitam sempat menyelimutiku saat aku merasa benar-benar rapuh.
mereka dengan bangganya mendamik dada
seraya berjingkat-jingkat diatas sampah budaya
menyanyi dan menari disertai lolongan serigala
dari sebuah era gemerlapan dan hingar bingar
Aku memang anak remaja yang senang akan pergaualan, tapi bukan pergaulan bebas maksudnya. Pergaulan yang biasa-biasa saja, ya paling tidak pergaualan yang mesih di jalannya, nggak melampaui bataslah.
Aku adalah Iblis dengan dua tanduk merah di kepalaku. Tandukku merah, sangat merah. Tapi kadang-kadang hitam dengan kebul asap-asap menyengat oleh gairah badaniahku. Rambutku terurai panjang dengan pucuk-pucuknya yang tajam. Menandakan bahwa naluri badaniahku juga tajam. Air liurku berbau anyir, selalu menetes-netes ketik aku bersetubuh dengan istriku.
Komentar Terbaru