Di ambang pagi, di salah satu sudut perempatan jalan kota kabupaten. Dalam dunianya sendiri, perempuan itu tak henti-hentinya meracau. Sekilas dan memang entah apa yang diucapkannya, karena setiap kalimatnya selalu ngelantur. Hanya umpatan yang dapat disimpulkan meluncur deras dan nyinyir dari mulutnya. Sesekali ia meraung-raung bak anjing liar.
Komentar Terbaru