Gadis bermata biru itu setiap hari melewati pos ronda yang letaknya pas di mulut gang, jalan keluar-masuk warga yang tinggal di Gang Permata. Pagi hari ia berangkat ke sekolah, siang hari pulang sekolah, dan ketika hari agak sore ia kembali keluar rumah hingga pulang malam harinya.
Sore yang cerah, ilzam duduk diteras rumah sederhananya, ia pun semakin merasa tenang dengan suara hembusan angin yang meniup daun hijau disekelilingnya.
Kisah itu masih tersimpan dalam sejarah ingatanku, sampai sekarang. Yaitu kisah yang akan aku ceritakan ini. Kisah yang benar-benar setiap orang tidak akan pernah menduganya. Sungguh tak terduga.
Sepertinya, aku telah tersesat terlalu jauh, sehingga aku tak lagi kenali tanah yang sedang kujejak, sehingga aku tak tahu lagi, yang mana jalan untuk kembali. Entah sudah berapa jejak langkah yang telah tertinggal dibelakang.. Entah, sudah berapa satuan waktu yang telah kuhabisi.. Aku tak peduli.. Aku tak tahu, dan tak hendak ingin tahu tentang hal itu.
Dingin sisa semalam menggigilkan mimpiku yang tercecer di ambang fatamorgana. Belum sepenuhnya kesadaranku terpanggil, masih ingin saja kuselami dataran mimpi di atas kasur yang keras karena telah dua minggu tak dijemur. Sayup-sayup terdengar suara nyanyian lagu kebangsaan yang merdu. Suara yang menjadi alasan agar aku tahu bahwa telah tiba waktunya untuk membuka mataku.
Komentar Terbaru