Skip to Content

kritik lingkungan

Puisi Lingkungan

Salah Siapa???

 

Bukan salah air melaut di pemukiman

Bukan salah hutan gundul tak bernyawa

Bukan salah alam bumi berguncang

Wajah Bumi

keriput wajahmu menghitung musnah

masih tersakiti oleh injakan pongah

penghuni seperti kita

hari-hari kini terkubur

RAHASIA ALAM

RAHASIA ALAM

Orang Gila dan Pengemis

Berhenti sejenak di perjalanan waktu

menengok masa kelam yang pernah terlampaui

bersandar di punggung bangku

yang terbaring di kekacauan negeri

Emosi Bayi

Rengekan dalam dorongan penuh paksa. Menghapus kesunyian malam, memainkan kekuatiran. Air mata pasrah mengiba hati dewasa, memberi susu dalam gendongan pelukan ternyaman. Berjibaku pahami bahasa aneh dalam ayunan, pahami berbagai peranan di bawah satu atap. Banyak yang belum dan mengapa terasa umum?. Berusaha menilai dalam tugas segala tatap.

 

Sajak Untuk Saudara Di Papua

Hai, saudaraku, selamat pagi
Tak ingin aku terlambat untuk bertemu
Waktu berlari ke mana sesukanya

Pencakar Langit

Tanah merintih tanpa ada siuman kembali.

Hijau dirobek marah karena digunduli.

Runcing kaki para raksaksa besi menusuk perut bumi,

Bibir Ratu Dari Timur

Hulu sungai mengalir jujur dari atas leher kabupaten Cianjur
Tumpahkan cairan jernih ke Batavia laksana Ratu dari timur
Terus berlari saling mengejar hingga muka asli Jakarta muncul

Riak Ombak Mata

Percik api itu sengaja dinyala,
Seuntai sumbu dengan temponya mulai mendesis, menderik.
Nuansa hampa dibius gelisa,
Lepas dari ancang busur, panah-panah berontak memutar balik.

Transportasi

Dari sini kita memiliki tujuan, arah dan juga bisa tanpa tujuan. Di padang rumput hijau nan indah, sejauh mata memandang. Kemana pun keinginan menghendaki, hasrat memaksa dan perasaan menuntun. Dikelilingi pepohonan yang berdiri asal tapi mengagumkan, memancing datangnya hembusan angin segar. Segalanya masih alami dan tidak mengingini sedikit pun polusi.

Indahnya ini semua..

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler