Skip to Content

puisi kritik sosial

hilang

hkgjhgfhngdcgfdgfdghfdhcgfsdcgtfdsgcfdshgcgfdkycyluucytkuyfgkjmgbfjmhbfvmjhgfkuyfcilyfgiyo

lalap api

kuadukan api

yang melalap basah tungkutungku

tanah hitam. kayu bakar itu setumpuk jeritanjeritan usang

pemilik kebunkebun yang terenggut kaumkaum kapitalis

Indonesia Dan Belanda

 

Hilang sudah

Boneka-boneka hati

Kemarin hari setengah badan di sini

Sesudah paman-pamanku datang

Meminta minum darah

 

Bendera Konspirasi

Bendera Konspirasi

 

Seketika lunglai kemauan mu

Yang kau berjanji ,

Menunjuk kekuatan tangan

Dan ia hanya bisa mengangguk

Mencintai Puisi

Kedatangan

 

Tak pernah kutanyakan siapakah dirimu

Tak pernah kusangsikan adamu

Tak pernah aku pernah

Dia Seorang Pemain Bola

Selepas Latihan Dari Lapangan Hijau

Singgah Membeli Semangka Merah

Pada Pedagang Kaki Lima

Tuk Jadi Santapan Jelang Ajang Bergengsi

aksi

suasana panas tak menggoyahkan tekad mereka

untuk dapat keadilan yang nyata

bukan kepalsuan seperti yang disuarakan

para politisi di pekan-pekan sebelum 

“kami t’lah tampik nurani kami”

 

Mendesis pelan,

“lagak klinis”

Tahukah mereka kita serba salah?

 

Tak pedulikah dengan waktu?

kami telah tampik nurani

Gempar

Gempar

 

 

Kau berbisik

Hembuskan angin panas

Ke tengah lautan pendengar setia

Yang khusuk ,

Rumah Plastik

Rumah plastik

 

 

Rumah plastik di tepian sungai….

Hancur berantakan di cakar kucing

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler