Skip to Content

puisi kritik sosial

ANGKA DELAPAN PAGI : eks Nusantara plywood

Jalanan didepan pabrik begitu riuh

Berduyun riuh berlalu lalang

Menopang hidup pada pilar dan tangki minyak,

Merenda jalan dipojok-pojok waktu

Kontaminasi Otak Comberan

gunung kapur tergerus pangkur raksasa, menindih harapan penghuni lembah

berduyun-duyun burung gagak menyelisik bangkai

Bangsa Sendiri Engkau Ludahi

BANGSA SENDIRI ENGKAU LUDAHI

Puisi RD.Kedum

 

    SENIMAN MENGGUGAT

 

Jakarta Dalam Sajak

Jakarta Dalam Sajak

 

Gemerlap lampu kota

Kian Benderang...

Riuh lalu lalang orang berjalan

Di antara semarak iklan iklan

Elegi Di Bawah Kaki II

ELEGI DI BAWAH KAKI   II

 

 

Bingung aku berdiri disini

Bingung aku berdiri disini..

Logikaku berputar melawan arah waktu

Waras ku terkuras

Pikiranku habis terkikis

 

Ini canda atau retorika?

S U R A M A D U

S U R A M A D U

 

Meski langit bewarna gelap

Dan awan hujan kian menebal

Bukalah telapak tangan

Peluh peluh akan mengalir

Bertanya Kabar

seperti biasa, kawan

kalau kau bertanya padaku:

bagaimana kabarmu hari ini?

 

aku hanya bisa menjawab:

masih seperti yang dulu

Pasar Pohe

PASAR  POHE
 

Menyapa pagi dalam buaian mendung putih

rinai gerimis masih terlihat dari jendela

membasahi burung-burung sampai mengigil

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler