Skip to Content

puisi renungan

lukisan awan tipis

lukisan awan tipis di keteduhan pagi

memandu menyusuri sudut hati

untuk mencari butir kesejukan

untuk mengusir kepenatan

dan menemukan kembali sisa kedamaian

temukan lagi pancaran nurani

masih adakah sisa kata ketika dalam kejenuhan

masih adakah sisa suara ketika dihimpit ketakutan

masih adakah sisa langkah ketika tak ada lagi harapan

gaduhnya sebuah kesunyian

begitu gaduhnya kesunyian ini

kesunyian tanpa makna 

yang begitu jauh dengan yang kurindu 

sunyi yang gaduh

karena ketidakseimbangan harap dan realita

bayang-banyangmu sisi gelapmu

kenapa engkau mengejar bayangmu ketika menuju matahari

kenapa engkau lari dari bayangmu ketika meninggalkan matahari

bayang-bayangmu tetap akan ada ketika ada cahaya

Sebenarnya di manakah Engkau

seringkali aku kehilangan-Mu meski dalam shalatku

seringkali aku kehilangan-Mu meski dalam dzikirku

seringkali aku kehilangan-Mu ketika kebaikan kujalani

untai kepedihan menjadi kembang

tak akan kau temukan bahagia abadi

ketika engkau bersama sesama manusia

tak akan kau temukan kepedihan abadi

ketika engkau bersama sesama manusia

Raih Fajar Kehidupan

tutuplah setiap ujung malammu dengan shalat witir

maka aura hidupmu akan senantiasa berbinar

seperti bintang pagi berbinar dalam kegelapan

Untaian Ulang Tahun Buat Septi CW

manakala senyum kebahagiaan mengembang

bersama lilin-lilin ulangtahunmu

atau mungkin dikau meramu dalam pesta

maka sejenak hela nafasmu

cipta ruang keheningan

kucari rembulan

kucari rembulan malam ini

kusibak mendung dengan tatapan di antara gemuruhnya kota

untuk sekedar bercanda dan mengalunkan bait-bait puisi

kucari rembulan malam ini

kucari rembulan

kucari rembulan malam ini

kusibak mendung dengan tatapan

di antara gemuruhnya kota

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler