lukisan awan tipis di keteduhan pagi
memandu menyusuri sudut hati
untuk mencari butir kesejukan
untuk mengusir kepenatan
dan menemukan kembali sisa kedamaian
masih adakah sisa kata ketika dalam kejenuhan
masih adakah sisa suara ketika dihimpit ketakutan
masih adakah sisa langkah ketika tak ada lagi harapan
begitu gaduhnya kesunyian ini
kesunyian tanpa makna
yang begitu jauh dengan yang kurindu
sunyi yang gaduh
karena ketidakseimbangan harap dan realita
kenapa engkau mengejar bayangmu ketika menuju matahari
kenapa engkau lari dari bayangmu ketika meninggalkan matahari
bayang-bayangmu tetap akan ada ketika ada cahaya
seringkali aku kehilangan-Mu meski dalam shalatku
seringkali aku kehilangan-Mu meski dalam dzikirku
seringkali aku kehilangan-Mu ketika kebaikan kujalani
tak akan kau temukan bahagia abadi
ketika engkau bersama sesama manusia
tak akan kau temukan kepedihan abadi
tutuplah setiap ujung malammu dengan shalat witir
maka aura hidupmu akan senantiasa berbinar
seperti bintang pagi berbinar dalam kegelapan
manakala senyum kebahagiaan mengembang
bersama lilin-lilin ulangtahunmu
atau mungkin dikau meramu dalam pesta
maka sejenak hela nafasmu
cipta ruang keheningan
kucari rembulan malam ini
kusibak mendung dengan tatapan di antara gemuruhnya kota
untuk sekedar bercanda dan mengalunkan bait-bait puisi
kusibak mendung dengan tatapan
di antara gemuruhnya kota
Komentar Terbaru