tubuhku terbalut kain usang yg tersulam jarum tangan benang yg menerpa angin layang perutku tak begitu kenyang
bersila di trotoar debu kota liar berputar menyaput wadah di pangkuan hingar deru jalanan menyeret sisa jenuh hinggap di setiap luruh peluh
Di seberang bayang keabadian
musim menipis
udara mengering
Ombak menderu
menyingkirkan perahu-perahu
Di keluasan laut yang kita jelang
Sungai apakah yang membilas tubuhmu sepanjang usia?
Sungai hibuk di tengah kota kita sungai tua Martapura
Kota-kota pun tertidur setelah melepaskan dendam kesumatnya
pada hari yang tak lagi menjanjikan harapan
Dalam ketidakpastian yang menggelisahkan
Bangunan-bangunan pun didirikan sepanjang tepi jalan
Sepanjang deru peradaban membangunkan kota-kota
Mendesak dusun warisan leluhur kita
Menulis sajak
Membuka cakrawala
Membaca sejarah
Anak jalanan...
Dari sudut matamu, kulihat jagatMengembar, tapi kembarnya penuh hias.Ya, penuh hias. Dari sudut matamu…Kau hanya selami sepinya gelap
Ibu…,Mulutmu manis, karena pedasnya bergunaTelingamu tajam, karena tulinya mendengarkuMatamu indah, karena rabunnya memperhatikanku
Komentar Terbaru