Skip to Content

Februari 2013

DOA PELACUR : wahyu

DOA PELACUR

: wahyu

 

 

Kawanku berbagi kata denganku

Selorok dia berucap

Parfummu Asap Pabrikmu

 

demikian beku bentala ramal yang sepi

tertidur sejenak di dekap gedung yang tak rapuh

seribu embun tak berpesta karena hujan telah mendahuluinya

Menumpang Hidup Melumat Nikmat


melenggang tenang menumpang hidup
menempuh jarak  di ujung senja
yang laun meredup
mati tak mengerti pada siapa kembali

mengguris pusar bumi tak tertelan

DUANOLSATUSATU : menjauhlah dengan yang kau suka

Delapan penjuru arah mata angin

Ku belah, di celah bongkahan asa

Semua mantra para biksu

Semua do’a para pendeta

Semua lonceng para pastur

ANGKA DELAPAN PAGI : eks Nusantara plywood

Jalanan didepan pabrik begitu riuh

Berduyun riuh berlalu lalang

Menopang hidup pada pilar dan tangki minyak,

Merenda jalan dipojok-pojok waktu

Nafas Sepatu Boot

sesempit jalan sebuah pabrik, klakson pecahkan telinga,

raung motor memporakporandakan sisa-sisa hentakan hujan,

seperti menggerus suara parau lelaki yang sedang sendiri,

Bongkahan Batu

Bongkahan Batu

 

 

sudah sampai manakah kau berjalan,

ketika kau menyisir pengap kotaku

Kontaminasi Otak Comberan

gunung kapur tergerus pangkur raksasa, menindih harapan penghuni lembah

berduyun-duyun burung gagak menyelisik bangkai

berkaca pada aspal

berarti apa?

wajahku berkaca pada aspal tepat tikungan jalan

tepat kaki hujan menderas setiap lubang kecilnya

tetap saja pada sederhananya waktu

Emas Tempawanku

 

Cukup aku dan kau saja yang tahu, tentang cerita seindah khais dan laila

di atas tempat pembaringan tak seindah permadani

di bangunan sederhana

 



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler