DOA PELACUR
: wahyu
Kawanku berbagi kata denganku
Selorok dia berucap
demikian beku bentala ramal yang sepi
tertidur sejenak di dekap gedung yang tak rapuh
seribu embun tak berpesta karena hujan telah mendahuluinya
melenggang tenang menumpang hidupmenempuh jarak di ujung senjayang laun meredupmati tak mengerti pada siapa kembalimengguris pusar bumi tak tertelan
Delapan penjuru arah mata angin
Ku belah, di celah bongkahan asa
Semua mantra para biksu
Semua do’a para pendeta
Semua lonceng para pastur
Jalanan didepan pabrik begitu riuh
Berduyun riuh berlalu lalang
Menopang hidup pada pilar dan tangki minyak,
Merenda jalan dipojok-pojok waktu
sesempit jalan sebuah pabrik, klakson pecahkan telinga,
raung motor memporakporandakan sisa-sisa hentakan hujan,
seperti menggerus suara parau lelaki yang sedang sendiri,
Bongkahan Batu
sudah sampai manakah kau berjalan,
ketika kau menyisir pengap kotaku
gunung kapur tergerus pangkur raksasa, menindih harapan penghuni lembah
berduyun-duyun burung gagak menyelisik bangkai
berarti apa?
wajahku berkaca pada aspal tepat tikungan jalan
tepat kaki hujan menderas setiap lubang kecilnya
tetap saja pada sederhananya waktu
Cukup aku dan kau saja yang tahu, tentang cerita seindah khais dan laila
di atas tempat pembaringan tak seindah permadani
di bangunan sederhana
Komentar Terbaru