Normal 0 false false false IN<
Suatu senja
ditepian pulau kecil di Selat Philip
lalu lalang kapal terlihat hingga ke kejauhan
laut biru bergelora penuh alunan ombak
Buat apa aku marah?
toh jalan ini tak berujung
untuk apa aku berharap pasrah?
pada pijakan rapuh yang kan sewaktu-waktu berpulang
lagipula, aku, kamu, kita sama
Dalam kegelapan malam
dingin menggigit menusuk tulang
Hati mengikis sunyi melukis mimpi
berlayar dikeluasan samudera hati
Panah menghujam jantungku
terasa manis kata puji dan rayu
terlontar dari lenturnya lidahmu
membius diri terjatuh kedalam cumbu rayu
Bakar bakarlah kemarahanmu
dengan tangan-tangan terkepal
Duhai buluh perindu
rinduku menusuk-nusuk bagai sembilu
meracuni hati membelenggu jiwaku
ingin selalu jumpa 'tuk melepas rindu
Jika untukku mendekatkan diriku pada awan yang hitam
mungkin ia tidak akan pernah putih oleh angin dan air
hingga pada ranting-rantingku. .
Dan saatnya tiba akan dihadapkan pada wajah matahari
Cinta yang agung
tidak dimaknai dengan sesuatu yang wujud
Karena cinta ini adalah milik Dzat Yang Maha Wujud
yang menenggelamkan segala wujud
Di seper sepuluh malam
Perempuan berpinggang tak ramping
Gerilya melawan mesin, gesit memutar inden,
menghujam pedal
Komentar Terbaru