Skip to Content

Berontak lah Sahabatku

Foto Ilham pasawa

Siap! Aku pasti akan menyelesaikan ini dengan sempurna, kalimat itu kiranya yang pas untuk menafsirkan raut wajah Gandi yang tampak tegas sekali. Aku menghampirinya dan kemudian berbisik kepadanya.

" Apakah kau sudah benar - benar yakin ",tanyaku berbisik

Ia menatap tajam ke arahku. Aku paham sekali apa maksudnya. Ia benar - benar sudah siap lahir batin.

Gandi adalah sahabat sekaligus tangan kananku yang paling setia. Bahkan saat ku perintahkan untuk membunuh ayahnya karena tercium akan membuat makar kepadaku ia dengan sigap meng-iya-kannya. 

Sayang sekali, ia harus ku lenyapkan setelah ia menyelesaikan tugasnya untuk yang terakhir kali. Kali ini ia kuperintahkan untuk memberontak kepadaku. Yah! Ia kuperintahkan untuk membuat sebuah skema yang sangat licik. Memang kali ini ia tak sesigap kala ia ku perintahkan untuk membantai ayahnya sendiri. Aku masih ingat sekali perbincangan malam itu.

 

Tepatnya malam purnama. Kala aku dengannya berbincang di beranda istana.

" Paduka yakin " , tanya ia memastikan

" Yah, kau harus segera melakukan hal itu "

" Tugas ini lebih berat dibanding tugas kala itu, paduka " keluh ia dengan wajah sedikit memelas

" Aku yakin kau pasti bisa, Gandi " ucapku

" Aku..... Memberontak rajaku sendiri " ia tampak tak yakin

" Untuk kemaslahatan rajamu " tegasku

" Situasi politik memang runyam paduka, saya tau bahwa kakak paduka memang akan memberontak. Tetapi banyak rakyat yang belum tau soal ini "

" Itu dia, jadi ku perintahkan kau untuk memberontak "

" Agar rakyat membenciku? "

" Agar rakyat membenci yang seharusnya rakya benci "

" Kakak paduka? "


Aku mengangguk, aku memang sengaja memerintahkan nya untuk mengadakan pemberontakan kepadaku. Pasalnya rakyat sudah terlanjur termakan rayuan busuk kakakku yang tamak akan kekuasaan. Aku bukan lagi tak mau menyerahkan kekuasaan kepadanya. Bukan aku takut kehilangan tahta. Yang aku takuti adalah ketika ku serahkan tahtaku, ia akan semenah-menah dalam memerintah. Karena itu ku perintahkan Gandi, sahabatku untuk memberontak atas nama Karta, yang tak lain adalah kakakku sendiri. Agar rakyat tak lagi simpati padanya. Pasalnya aku lebih tau tabiat kakakku. Ia lebih kejam dari binatang yang paling kejam. Dan aku terpaksa membuat perlawanan dengan kelicikan yang sangat kejam.

 

Dan kini, malam ini adalah terakhir kalinya aku bisa berbincang dengan Gandi, sebab esok ia sudah menjadi musuhku. Dan tak lama setelah itu, ia akan mati ditangan anak buahnya sendiri.

 

Gandi, kau harus paham. Bahwa untuk menyelamatkan rakyat kita harus siap mengorbankan satu mayat. Itulah ucapan ku kepada Gandi malam itu yang menandakan perpisahan yang sangat panjang.

 



IP.96


 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler