Skip to Content

KISAH USILKU DI STASIUN KEDIRI

Foto Hakimi Sarlan Rasyid

KISAH USILKU DI STASIUN KEDIRI

 

Dari pengeras suara terdengar pengumuman panggilan kepada para penumpang tujuan Lempuyangan dengan kereta api Malioboro Ekpres dipersilakan masuk ke peron.

 

Ruang tunggu yang begitu tenang langsung riuh. Gerak tubuh mereka sangat menariK untuk diperhatikan. Yang berkerudung mematut-matut kerudung, yang bertopi mematut-matut topi. Yang berpakaian "you can see" mematut-matut celana yang erat menempel ketat di paha lalu membetulkan letak tanktop. Pokoknya macam-macam deh.

 

Dari semua gerakan yang paling indah untuk dilihat adalah bahasa tubuh yang menampakkan takut ketinggalan kereta, Mereka serentak menuju alur masuk untuk bisa lebih dulu.

 

Aku membelakangkan diri. Ketika tinggal dua orang lagi di depan petugas yang memeriksa kesesuaian nama pada tiket dan katepe barulah aku beranjak mendekat.

 

Aku menyiapkan tiket dan katepe di tangan dan pada giliranku aku serahkan kepada petugas. Petugas menempelkan tiket merahku ke mesin pembaca barcode tapi aneh tidak ada bunyi terdengar. Petugas memandangku. Dia memeriksa tiket.

 

"Ini tiket Singosari bukan tiket Malioboro Ekspres," katanya.

"Tiket Malioboronya mana Mbah?" sambungnya.

Usilku datang. Aku pura-pura tidak mendengar apa yang dikatakannya. Aku malah sengaja menyodorkan tangan untuk berjabat tangan sambil berkata .

 

"Ya .. Mbah akan ke Jogja".

 

"Tiketnya bukan yang ini, ini tiket Singosari Cikampek Kediri."

 

"Ya setelah Jogja Mbah akan ke pulang ke Cikampek."

 

Dia berdiri dan petugas lain datang mendekat. Dia mengambil tiket itu lalu mendekatkannya kepadaku. Aku tahu dia ingin aku membaca tiket itu.

 

"Ini tiketnya salah...bukan yang ini...Mbah sudah beli tiket belum?" suaranya keras sekali.

 

"Ya ... Mbah membeli tadi di loket. Seratus ribu, pakai uang ratusan satu lembar."

 

Mereka menggerutu dalam bahasa Jawa. Tapi gerutunya bagus karena mereka berdua menggerutu sambil senyum melihat aku. Lalu akupun berpikir ingin mengakhiri permainan ini. Kuambil lipatan tiket lain dari dompetku dan kuserahkan.

 

Lipatan itu dibuka dan didekatkan ke mesin dan tentu saja berbunyi.

 

Dan akupun bergabung dengan mereka yang sudah duduk nyaman di bangku tunggu.

 

202102200844 Kotabaru Karawang

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler