Memakan sakit, meminum sulit.
Kedalaman leher pun kecap pahit,
Menyatu dengan virus, bertahan dikarena cairan-
Cairan infus.
Menungggu indah di antara pagi dan senja,
Merindu purnama sebelum alam baka,
Entah siul burung gereja tua atau desah belukar
yang memanja. Samar saja. Acuh saja.
# Pinta tuak merajalela dalam do’a.
Tak megah karena tabu bait-bait puisi,
Tiada runtuh oleh getar mana badai,
Selip harap semakin menyalib yakin. Serangkai.
Demi stangkai rencana tlah menyusun mata acara,
Aku ingin nafas sepanjang aspal raya,
Diri pun tadah hidup di Bumi Indah.
Komentar
SUKA
Suka puisi Bung Endrow ini. Diksinya seperti loncatan jaman, antara:
Entah siul burung gereja tua atau desah belukar
yang memanja. Samar saja. Acuh saja.
dan
Tak megah karena tabu bait-bait puisi,
Tiada runtuh oleh getar mana badai,
Serupa simbol loncatan-loncatan waktu dalam benak seseorang yang tengah terbaring dalam sakitnya
Terus berkarya
amiin...
tak pandai berkomentar,tp suka.
u cap kasih
u cap kasih di pertengahan kalimat jingga.
menggelandang dimata. di mana-mana.
Zymbolyz 1
good
merindu purnama sebelum alam baka ^_^
like this part :)
ucap kasih seulur panjang
@Pangeran kata_trimakasihh bang...
@Tufik asra_suil bang,maka q akan kasih membelas,
@Aghni Rufaidzah_trimaksih salam kenal...
Zymbolyz 1
Tulis komentar baru