Skip to Content

Calla Lily

Foto Faqih Hindami

Oleh Faqih Hindami

 

 

Kita melangkah berdua.

Keluar dari pekarangan.

Bicara hidup. Bicara tentang cinta yang kalis.

Tanpa ketawa, tanpa kecewa.

Melangkah pelan. Kita abaikan juga

Cemburu dan kegamangan

 

Di tengah jalan yang tak pernah terduga,

Ratapanku jatuh pada percakapan tanpa makna

Yang mengantarkanku ke pintu ruang emosi.

 

Aku melangkah ragu.

Angin panas lalu menghempas aku.

Membawa cintaku seketika pergi jauh

Lalu menjatuhkannya dari puncak hati yang rapuh

Cakar-cakar kegamangan menggalaki jiwa

Dan lidah api menjilat fikir

Tentang ribuan pertanyaan pada kertas-kertas lusuh

Tentang cinta, dan setangkai Calla Lily

 

Langit senja melukis derita

Akan hati yang kecewa

Dan jiwa yang terlalu rapuh untuk meronta

 

Namun matamu lagi ingatkan aku.

Tantang senyum manja. Tentang pesan cinta.

Tentang lampu taman. Tentang rapsodi dalam hening malam.

Tentang sejuta alasan yang membikin cinta tetap bertahan

 

Akankah kita keluar dari peradaban prasangka

Dan lupakan percakapan tentang keraguan

Atau akankah kita kembali bercakap-cakap

Tentang bentakan dan pesan ironi

Tentang ribuan alas an buat ku bertanya

“Siapa dia?”


Sungailiat,

1 Oktober 2011

 

Lembar lusuh terakhir buat sang Hujan. Setelah aku mampir pada satu kekecewaan.

Sebelum aku terbelenggu kekuasaan, dan ia lari membawa cintanya pergi.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler